Sabtu, 23 Mei 2009

Jurnalist


Istilah-Istilah dalam Dunia Pers/Jurnalistik


  • Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak,media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.

  • Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak,media elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi.

  • Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.

  • Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.

  • Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia.

  • Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh pers asing.

  • Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan,atau tiddakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.

  • Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.

  • Hak Tolak adalah hak wartawan karena propesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainya dari sumber berita yang harus dirahasiahkan.

  • Hak Jawab adalah hak seseorang atau kelompok orang untuk memberikan tanggapan dan sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yag merugikan nama baiknya.

  • Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.

  • Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan.

  • Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawannan.

  • Delik Pers adalah Delik yang terdapat dalam KUH Pidana, tetapi tidak merupakan delik yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari delik khusus yang berlaku umum.

  • Lay Out lebih mengarah ke grafis/gambar/ilustrasi/non kata atau perwajahan/tata letak, termasuk setting.

  • Setting adalah tata letak kata/permainan hurup(besar/ kecil dan bentuk tulisan )

  • Editing untuk menambah/mengurangi kata atau pembenaran kata, merupakan proses koreksi.

  • Re-Wraiting, merupakan proses penulisan ulang, baik dalam bahasa Inggris/dll, marangkum berita-berita luar negeri yang pada umumnya tidak boleh hunting langsung tapi diberitakan oleh kita (exs. Kantor berita Antara,Reuters dll)

  • Hunting, keseluruhan proses pencaharian berita/berburu berita atau photo.

  • Dead-Line, waktu akhir pengumpulan berita.

  • Koresponden, wartawan yang ditempatkan diluar daerah (ini resmi,tercatat,dll)

  • Freelance, penulis lepas

  • Quate, petikan-petikan terpenting/menonjol/membuat heboh/paling menarik pembaca yang biasanya diambil dari keseluruhan berita. Pada dasarnya, maksusnya untuk memberikan poin yang menarik bagi pembaca.

  • Caption, keterangan photo

  • Balance, berita yang berimbang antara nara sumber dengan pencari berita (harus dicari berita benar/tidak, dikonfirmasikan....)

  • Chek & Recheck, merupakan proses sebelum balance (mengcek kebenaran suatu berita )

sumber : alenalen-alenalen.blogspot.com/2009/01/istilah-istilah-jurnalistik.html

Sabtu, 16 Mei 2009

Hendra/Ahsan Kalah, Indonesia Gagal ke Final
Jung Jae Sung dan Lee Yong Dae, memastikan Korea Selatan ke final Piala Sudirman setelah mereka mengalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
/
Artikel Terkait:

* Maria Kalah, Indonesia di Ujung Tanduk
* Sony Menang, Skor 1-1
* Gawat, Nova/Liliyana Kalah
* Jepang Bertahan, Hongkong Degradasi ke Grup 2
* Thailand Promosi ke Grup Elite

Sabtu, 16 Mei 2009 | 15:44 WIB

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Pupuslah harapan Indonesia menuju final Piala Sudirman. Pada babak semifinal, Sabtu (16/5), di Guangzhou Gymnasium, tim Merah-putih menyerah 1-3 dari Korea Selatan.

Kekalahan ganda putra yang baru dipasangkan pada kejuaraan bulu tangkis beregu campuran ini, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dari Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, membuat pintu ke final tertutup. Hendra/Ahsan menyerah dua game langsung, 9-21 19-21, dari pasangan Korea peringkat 6 dunia tersebut.

Dengan demikian, Indonesia hanya bisa merebut satu poin dari tunggal putra, ketika Sony Dwi Kuncoro menaklukkan Park Sung Hwan dalam pertarungan rubber set berdurasi 1 jam 15 menit, 14-21 21-15 22-20. Dua kekalahan sebelumnya diperoleh ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir dan tunggal putri Maria Kristin Yulianti.

Tampil bukan dengan pasangan sebenarnya, Markis Kido--cedera lututnya kambuh--, Hendra gagal menunjukkan permainan terbaiknya. Bersama Ahsan yang merupakan pasangan "mendadak", mereka sulit menahan gempuran pasangan Korea yang memang sangat padu. Alhasil, set pertama Hendra/Ahsan hanya bisa mendapatkan 9 poin.


Hendra/Ahsan Kalah, Indonesia Gagal ke Final
Jung Jae Sung dan Lee Yong Dae, memastikan Korea Selatan ke final Piala Sudirman setelah mereka mengalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
/
Artikel Terkait:

* Maria Kalah, Indonesia di Ujung Tanduk
* Sony Menang, Skor 1-1
* Gawat, Nova/Liliyana Kalah
* Jepang Bertahan, Hongkong Degradasi ke Grup 2
* Thailand Promosi ke Grup Elite

Sabtu, 16 Mei 2009 | 15:44 WIB

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Pupuslah harapan Indonesia menuju final Piala Sudirman. Pada babak semifinal, Sabtu (16/5), di Guangzhou Gymnasium, tim Merah-putih menyerah 1-3 dari Korea Selatan.

Kekalahan ganda putra yang baru dipasangkan pada kejuaraan bulu tangkis beregu campuran ini, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dari Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, membuat pintu ke final tertutup. Hendra/Ahsan menyerah dua game langsung, 9-21 19-21, dari pasangan Korea peringkat 6 dunia tersebut.

Dengan demikian, Indonesia hanya bisa merebut satu poin dari tunggal putra, ketika Sony Dwi Kuncoro menaklukkan Park Sung Hwan dalam pertarungan rubber set berdurasi 1 jam 15 menit, 14-21 21-15 22-20. Dua kekalahan sebelumnya diperoleh ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir dan tunggal putri Maria Kristin Yulianti.

Tampil bukan dengan pasangan sebenarnya, Markis Kido--cedera lututnya kambuh--, Hendra gagal menunjukkan permainan terbaiknya. Bersama Ahsan yang merupakan pasangan "mendadak", mereka sulit menahan gempuran pasangan Korea yang memang sangat padu. Alhasil, set pertama Hendra/Ahsan hanya bisa mendapatkan 9 poin.
sumber :n> http://olahraga.kompas.com/read/xml/2009/05/16/15444251/hendraahsan.kalah.indonesia.gagal.ke.final
Flu Babi Masuk Jakarta?
Petugas medis yang mengenakan perlengkapan pelindung dan masker memberikan perawatan bagi seorang anak yang sakit dan berada di pangkuan ibunya di Meksiko City, 1 Mei 2009. Wilayah perawatan ini merupakan wilayah darurat bagi perawatan sejumlah orang dengan berbagai gejala virus flu babi.


Kamis, 7 Mei 2009 | 16:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, tengah merawat seorang pasien suspect flu babi. Pasien yang disebut sebagai John (53), asal Australia, menghuni ruang isolasi, kamar VI Ruang Mawar di rumah sakit tersebut, sejak Selasa lalu.

Direktur RSPI Prof dr Sulianti Saroso Sardikin Giriputro belum dapat memastikan penyakit yang diderita John. Ia menjelaskan, pasien yang masuk pada Selasa lalu itu memiliki gejala sama seperti flu babi. "Saat ini, pasien tersebut sedang menjalani pemeriksaan secara intensif oleh tim dokter kami,” kata Sardikin seperti diberitakan beritajakarta.com, Kamis (7/5).

“Jika ada pasien yang hasil diagnosisnya mengarah ke gejala suspect flu babi, hasil diagnosisnya harus menunggu beberapa kali. Kita yakinkan dulu, yang pasti untuk saat ini belum ada hal-hal yang perlu dicemaskan,” kata Sardikin.

Ia menambahkan, masyarakat harus tetap waspada terhadap kasus influenza. Bila ada gejala-gejala mirip influenza biasa, yakni demam, batuk, pilek, lesu letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas disertai dengan mual dan diare, disarankan langsung memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas. “Cara penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita. Umumnya menyerang orang dewasa dan menular dari babi hidup ke manusia,” katanya.

Seorang petugas di RSPI Sulianti Saroso mengungkapkan, pasien suspect flu babi di rumah sakit itu merupakan pasien rujukan dari SOS Medika Klinik Cipete, Jakarta Selatan. Pasien diduga terkena flu setelah pulang dari luar negeri. “Pasien dirawat sejak tiga hari yang lalu, rujukan dari klinik SOS. Dia masuk ke RSPI pada pukul 23.00. Saat ini, pasien yang diduga suspect flu babi tersebut diisolasi untuk mendapatkan perawatan intensif dari tim dokter,” kata petugas tersebut.

sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/05/07/16400553/Flu.Babi.Masuk.Jakarta.

Pria 26 Tahun Bertubuh Bayi
Jerly Lyngdoh
Sabtu, 16 Mei 2009 | 14:51 WIB

SHILLONG, KOMPAS.com — Tak seperti kebanyakan pria dewasa lainnya, kondisi fisik Jerly Lyngdoh (26), sangat memprihatinkan. Usianya terbilang dewasa. Namun, ia terjebak dalam tubuh seorang bayi.

Tinggi badan Jerly tidak lebih dari 84 cm dan bobot tubuhnya 10 kg. Kondisi tubuhnya sama dengan bayi berusia dua tahun.

Kemungkinan besar, selamanya ia akan memiliki tubuh bayi tersebut. Demikian pula dengan pikirannya. Sampai saat ini, Jerly tidak bisa berkomunikasi dan membutuhkan bantuan sang bunda untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Meski fisiknya seperti bayi, tetapi gigi susunya telah digantikan gigi permanen di usia yang seharusnya. “Dia telah menjalani diet yang tepat. Memiliki gigi yang kuat dan tidak memiliki masalah dengan pencernaannya. Yang menjadi permasalahan adalah ketidakmampuannya berbicara satu patah katapun hingga usianya saat ini,” terang J Ryngdong, dokter anak senior di Rumah Sakit Pemerintah Ganesh, Meghalaya, India. Ryngdong mencoba menganalisis kasus yang menimpa Jerly.

Jerly lahir pada 29 Maret 1983 di sebuah desa terpencil di distrik Jaintia Hills. Ia terpaksa dipindahkan ke rumah sakit pada 3 April kemarin. Ini setelah pengobatan selama 17 bulan yang tidak membuahkan hasil di Rumah Sakit Sipil Shillong.

Merilda, ibu Jerly, menuturkan, ia tidak menjumpai keanehan saat putranya lahir. Namun, ketika usianya mencapai empat bulan, Merilda menengarai tanda-tanda kecenderungan epilepsi dalam diri Jerly. Sayangnya, karena terlalu miskin untuk mendapatkan pengobatan secara medis, Merilda justru memilih pengobatan tradisional. Hingga usia 15 tahun, Jerly menjalani pengobatan secara tradisional, tetapi tidak ada perubahan sama sekali.

Ryngdong mengakui, kasus Jerly merupakan tantangan baginya. Ia menyebut pemikiran dalam kepala Jerly sama dengan bayi berusia sembilan bulan hingga satu tahun. “Pemeriksaan masih dalam tahap awal. Sulit mengatakan penyebab pasti ketidaknormalan kondisi yang dialami Jerly. Kami juga memeriksa faktor-faktor seperti kekurangan hormon dalam tubuh,” ujar Ryngdong.

Ia membantah jika faktor keturunan menjadi biang keroknya, mengingat keenam saudara Jerly memiliki kondisi fisik dan mental yang normal.

Menurut Ryngdong, Jerly bisa hidup hingga empat dekade mendatang atau lebih. Dengan catatan, ia tidak mengalami masalah kesehatan yang berarti. Merilda juga harus memikul penderitaan yang dialami putranya. Ia menghadapi prasangka buruk dari keluarganya dan cemoohan dari tetangganya. Berulang kali, kakek Jerly menyebutnya sebagai kutukan dalam keluarganya. Bahkan, ia meminta Merilda agar membuang Jerly jauh-jauh. Toh, ia tetap tegar menghadapi itu semua agar Jerly tetap bisa bertahan.

“Saya tidak akan meninggalkannya dan memutuskan untuk memberikan perawatan terbaik bagi Jerly, sembari mencari bantuan dari kelompok sosial. Saya beruntung, salah satu perkumpulan sosial di Shillong mau mengulurkan bantuannya, membawanya ke Rumah Sakit Shillong,” ujar Merilda bersimbah air mata. (toi/tis)

sumber : http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/05/16/14514653/pria.26.tahun.bertubuh.bayi